MENGHILANGKAN FLEK HITAM DI WAJAH
“Jangan percaya pada perempuan yang tak bisa mengurus bahkan kulitnya
sendiri”
–Njai Ontosoroh, Tetralogi Bumi Manusia, Pramoedya Ananta Toer-
Filosofi ini mungkin tak sepenuhnya benar, tapi menurut saya ungkapan
yang diucapkan Nyai Ontosoroh ini juga tak sepenuhnya salah. Maka jadilah saya
pun ikut percaya, seorang perempuan, bagaimanapun sibuknya tetap harus bisa
menjaga kulitnya.
Selain itu sebagai seorang Muslim, saya meyakini bahwa salah satu bentuk
syukur kepada sang Pencipta adalah dengan menjaga dan merawat apa yang sudah
dianugerahkan kepada kita. Apalagi sebagai perempuan yang merasa sama sekali
tak cantik, setidaknya saya ingin punya kulit yang jika tak bisa dibilang
bagus, cukuplah terlihat terawat, tidak berlebihan bukan? T_T
Jangan salah arti dulu, bukan berarti saya menganjurkan untuk berdandan
habis-habisan, karena jujur saya sendiri sama sekali tak bisa berdandan. Saya
dibesarkan di tengah keluarga yang tak pernah mempedulikan masalah penampilan.
Maka tak heran jika saya tumbuh menjadi perempuan yang sangatlah canggung dalam
urusan berdandan. Ditambah dengan teman-teman saya yang kebanyakan laki-laki,
semakin jauhlah kata berdandan dari kamus keseharian saya.
Saya tak punya bahkan sekedar bedak, apalagi segala macam blush on warna
warni, atau segala jenis lipstick, foundation, mascara, atau apa itu peralatan
kosmetik dengan beragam namanya. Saya sama
sekali tak pernah ke salon. Facial,
peeling atau apalah itu segala jenis perawatan di salon adalah istilah yang
sama sekali asing untuk saya. Perawatan yang saya tahu dan cukup rajin saya
lakukan hanyalah maskeran dengan bahan-bahan alami, dengan madu, putih telur,
asam jawa atau buah lemon. Sejauh ini saya cukup puas dengan hasilnya. Karena
target saya hanyalah menjaga agar kulit wajah saya tidak kusam. Tapi begitulah,
setelah kelahiran anak saya yang kelima, saya mulai malas-malasan merawat
wajah. Melihat kaca saja tidak pernah, apalagi maskeran dan lain-lain.
Maka betapa paniknya saya, setelah sekian lama tak pernah bercermin (saya
serius saat bilang tak pernah melihat cermin), saya melihat flek-flek hitam
yang mulai membayang di pipi saya. Saya mulai sedikit menyesali kecuekan saya
yang belakangan ini sama sekali tak pernah ambil pusing dengan urusan muka.
Mulailah saya rajin mencari-cari obat kulit yang tepat untuk masalah
wajah saya. Saya mulai menanyai orang-orang di sekitar saya, mulai dari si
teteh pengasuh anak saya yang kebetulan memiliki wajah yang kinclong sampai
ibu-ibu sepuh tetangga saya yang sering bertemu di pengajian. Si teteh pengasuh
merekomendasikan cream wajah bermerk Temulawak, sebuah brand dari Malaysia yang
katanya ampuh sekali mengatasi semua masalah kulit wajah. Tertarik dengan
promosinya, saya pun ikut-ikutan membeli. Harganya murah saja, hanya 75.000
rupiah untuk satu paket perawatan yang terdiri dari krim malam, krim siang dan
sabun muka. Tapi saya agak ragu saat melihat tekstur si krim yang lengket dan
menurut hidung saya berbau tidak enak. Curiga mengandung mercury, maka setelah hanya
sempat dipakai satu kali, krim-krim tersebut akhirnya saya hibahkan pada si
teteh.
Kemudian, saya bertanya lagi pada teman SMA saya dulu, sayangnya, teman
saya ini malah menyarankan untuk membeli serangkaian produk dari sebuah MLM
ternama yang membuat dahi saya mengernyit saat mendengar harganya.
Saran yang akhirnya saya ikuti sepenuh hati datang dari Ibu Sepuh tetangga saya di kompleks. Usia
beliau sudah mendekati kepala 7, tetapi kuilt wajahnya bersih dan halus. Untuk
ukuran seorang yang sudah sepuh saya bisa menilai kulit wajah Ibu ini termasuk
juara, maka mulailah saya mendekati si Ibu, mengeluarkan segenap kemampuan saya
untuk mendekati beliau. Dan tadaaaa….si
Ibu bersedia membagi rahasia kulit wajahnya yang bersih dan mulus bahkan hingga
usia sesepuh itu: bedak dingin Saripohatji.
Untuk yang belum tahu, beginilah penampakan Saripohatji ini:
Kemasannya sederhana, konon katanya memang beginilah kemasannya dari
sejak pertama kali diproduksi,, belum pernah sekalipun dirubah atau
diperbaharui. Instruksi penggunaan bedak yang ada di dalam kemasan pun, tak
kalah jadulnya. Masih menggunakan ejaan yang belum disempurnakan berikut tata
kalimat yang membuat dahi mengernyit
sebelum memahami artinya. Harganya pun murah saja, hanya dua ribu rupiah
perbungkus.
Saya menggunakan bedak ini dua kali sehari setiap akan mandi. Untuk
melindungi kulit muka saat siang, saya barengi juga dengan menggunakan POND’S
Flawless White, sementara untuk perawatan malam hari saya menggunakan La
Tulipe, Hyperpigmented Spot Lightening, Aaaaa…
tak terbiasa dengan perawatan kosmetik, tetiba saja saya merasa menjadi korban
iklan =(
Perubahannya memang tak kelihatan sekaligus. Tapi setelah dua minggu
kulit wajah saya tak kusam lagi. Apakah flek hitam saya bisa sepenuhnya hilang?. Semoga saja, nanti saya review
lagi =D.
Komentar
Posting Komentar