Yes, I am a Sherlockian





   Judul Buku : Sherlock Holmes, a Collector's Edition
   Penulis : Sir Arthur Conan Doyle
   Penerjemah: Ismanto, Ahmad Asnawi, Sutrisno, dkk
   Periksa Aksara : Daru Wijayanti
   Tata Letak & Kulit Muka : Ardhi
   ISBN : 978-602-7900-55-4
   Cetakan IV, Tahun 2013
   Penerbit : Penerbit Indoliterasi
   Jumlah Halaman : 957 + viii halaman
   Ukuran : 15 x 23 cm


Saya tak akan pernah membandingkan Sherlock Holmes-nya Sir Arthur Conan Doyle dengan Hercule Poirot-nya Agatha Christie.  Karena sebagai individu yang menjadi tokoh utama suatu cerita, kedua detektif legendaris ini menurut saya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sherlock mampu menarik serangkaian kesimpulan yang benar hanya dari satu fakta kecil, ia pun memiliki kemampuan fisik yang bagus, tapi sayang ketika tak ada kasus yang harus ditangani ia mengkonsumsi kokain untuk mengalihkan energi dari pikirannya yang meletup-letup. Sebaliknya Poirot begitu terobsesi pada kerapian dan kebersihan, tapi dari segi kemampuan fisik ia tak setangguh Sherlock. 

Tapi jika dilihat dari segi narasi dan penceritaan, saya memang lebih menyukai cerita Sherlock Holmes. Ada romantisme, drama dan humor dalam sentuhan ceritanya. Maka tak heran setelah hampir dua abad sekalipun, petualangan Sherlock menjadi cerita yang tetap menarik untuk dibaca dengan ending yang tak mudah ditebak dan penyelesaian kasus yang tetap mengundang decak kagum. Tokoh ciptaan Sir Arthur Conan Doyle ini bahkan telah menjadi inspirasi untuk banyak pengarang cerita detektif yang lain,  dan menciptakan komunitas penggemar tersendiri yang bernama Sherlockian.

Buku Yes I’am a Sherlockian yang menyatukan empat buku dari cerita-cerita pendek Sherlock ini bisa menjadi penawar rindu untuk para Sherlockian Indonesia. Berlawanan dengan dugaan awal saya, buku setebal 957 halaman ini sama sekali tak berat untuk dibawa-bawa, selain itu penjilidan yang bagus membuat buku ini tak mudah rusak (meski-sudah-saya-jatuhkan-berkali-kali =D).  Saya pikir penerbitnya cukup bijak dengan membuat penjilidan yang berkualitas untuk buku ini, karena untuk buku setebal ini bisa dipastikan pembaca tak akan menamatkan bacaannya dalam satu waktu dan akan sering membuka tutup buku sehingga penjilidan yang berkualitas sangatlah penting.

Meski demikian, sangat disayangkan ada beberapa hal yang cukup mengganggu dalam buku ini, diantaranya adalah kesalahan cetak yang cukup banyak ditemui pada beberapa bagian buku. Contohnya kesalahan dalam penulisan judul The Blanched Slodier (harusnya The Blanched Soldier).  Kesalahan lain yang menurut saya cukup fatal adalah penerjemahan yang kurang bagus. Ada banyak bagian dimana “kami” akan lebih baik jika diganti dengan “kita” atau sebaliknya. Asumsi saya, kemungkinan hal ini disebabkan “We” dalam bahasa Inggris bisa diartikan sebagai kami ataupun kita, meskipun jika dilihat keseluruhan konteks kalimatnya,  saya pikir tetap bisa dibedakan mana “We” yang berarti “kita”, dan mana “We” yang berarti kami. Di bagian yang lain penerjemahan yang kurang pas ini pun menciptakan paragraf-paragraf yang artinya membingungkan.  Selain beberapa penerjemahan yang rancu, ada juga penggunaan kata ”kamu” yang tidak konsisten dengan kata “Anda”.

Kekurangan lain menurut saya adalah tata letak penyusunan bagian-bagian bukunya. Keempat buku Sherlock yang terdiri dari Petualangan, Memoar, Koleksi Kasus, dan Kembalinya Sherlock Holmes dalam edisi kolektor ini tidak disusun berdasarkan kronologis waktu. Bagian ketika Sherlock diduga meninggal setelah duel dengan Profesor Moriarty disimpan di bagian pertama, dan langsung loncat ke penyelesaian kasus-kasus lainnya.  Menurut saya akan lebih baik jika penyelesaian kasus sebelum meninggalnya Sherlock  yang ditaruh di awal, dilanjutkan dengan bagian ketika Sherlock meninggal dan baru memoar Sherlock yang ditutup dengan kembalinya Sherlock. Jadi ada efek kenangan yang oleh Dr. Watson diceritakan pasca kematian Sherlock, dan ada kejutan karena setelah tiga tahun Sherlock dianggap meninggal, ia tiba-tiba muncul untuk suatu kasus. Tapi tentu saja itu menurut saya sendiri yang mungkin juga salah =D.


Meskipun demikian, secara keseluruhan buku ini tetap layak untuk dikoleksi kok.  Membuat saya tak keluar rumah sepanjang minggu karena asyik membaca =D. So Sherlockian, this is a must have book.

Komentar

  1. Best Slots Casinos in New York in 2021 | Mapyro
    Naps Hotel Casino, 1 Broadway N.Y. (New 김제 출장샵 York) - 김해 출장마사지 Find 경주 출장마사지 your way around 수원 출장안마 the casino, find where everything is located 동두천 출장샵 with Mapyro!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer