Kakek Tua Penjual Amplop

Hari ini memang istimewa, Alhamdulillah…

Macet parah dari rumah hingga perjalanan menuju kampus memerlukan waktu 30 menit lebih lama dari biasanya. Dan karena printer di rumah sedang cuti-sebab-habis-tinta, tiba di kampus saya masih harus berlari-lari ke UKSI untuk ngeprint tugas. Dalam hati sudah mereka-reka, apa jadinya jika setelah semua kerempongan ini saya tak boleh masuk kelas.

Tapi Alhamdulillah, siapa sangka jika dosen mata kuliah pagi ini baru tiba dari San Fransisco kemarin malam. Beliau mengaku masih jet lag dan jika biasanya sangat tepat waktu kali ini beliau memberi kelonggaran untuk menunggu semua peserta kuliah hadir semua sebelum mulai mengajar. Alhamdulillah…

Sembari menunggu saya menemui Pak Undang, pesan nasi pepesnya yang sudah terkenal ke seluruh Sipil untuk dimakan siang nanti (berasaaa jadi mahasiswa =D). Usai kuliah 3 jam, dan berdadah-dadah dengan teman sekelas, saya langsung cabut ke Salman, ada buku yang harus dikembalikan ke Salman Reading Corner, sudah didenda pula.

Tapi saat tiba di jalan menuju kompleks Salman, saya tertegun.

Tak mungkin salah lagi, tas lusuh itu, tumpukan amplop dan kresek hitam itu…


Sesaat saya merasa terserang déjà vu.

Pak Darta, beliau adalah kakek penjual amplop yang sering saya temui berjualan di Salman semasa kuliah S1 dulu. Setiap melewati beliau saya tak bisa untuk tidak merasa iba. Bagaimana tidak, di usia yang sudah sepuh begitu, beliau masih memaksakan diri  untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan berdagang amplop, komoditas yang saya yakin kurang begitu laku di zaman korespondensi sudah serba elektronik begini. Bahkan untuk saya sendiri yang gemar bersahabat pena ketika berada di sekolah menengah dahulu, amplop kini hanya  dicari jika akan pergi ke kondangan atau takziyah saja. Ditambah lagi, saya ingat betul dulu harga satu bungkus amplop Pak Darta yang berisi 10 lembar adalah seribu rupiah. Pak Darta hanya mengambil keuntungan dua ratus rupiah saja dari setiap 10 lembar amplop yang terjual. Maka bagaimanakah beliau bisa memenuhi keperluan hidupnya dengan mengandalkan hasil penjualan amplop, jika secara matematis kecil sekali laba yang  bisa beliau dapat .

Dan serasa mengulang masa S1 dulu, saat melihat beliau berjualan kaki saya secara  otomatis akan melangkah ke arah beliau. Begitu pun kali ini, saya memilih beberapa bungkus amplop yang sebenarnya tak terlalu saya butuhkan.

“Janten sabaraha Pak?”, tanya saya, dan persis seperti dulu,ada jeda beberapa lama sebelum saya harus mengulang pertanyaan yang sama karena pendengaran Pak Darta yang sudah berkurang.

“Anu tilu 1.500an Neng, janten 4.500, anu alit ieu mah sarebu, janten sadayana 5.500, tapi sawios janten 5.000 wae”, masih suara lirih yang sama, dengan tangan gemetar yang sama,  mencoba memasukkan amplop yang saya beli kedalam sebuah kantong kresek hitam.

Lima tahun sudah saya meninggalkan kampus ini, lima tahun sudah juga saya tak berjumpa dengan Pak  Darta, tapi hanya 500 rupiah saja kenaikan dari harga amplopnya, Tak sebanding dengan kenaikan harga-harga bahan pokok yang selalu mengejar laju inflasi dari tahun ke tahun. Dan masih sempat-sempatnya beliau memberi diskon, 500 rupiah yang mungkin tak seberapa untuk kita tapi untuk beliau itu adalah laba entah dari berapa lembar amplop yang harus bisa beliau jual untuk bertahan hidup.

Entah bagaimana, tiba-tiba air mata saya menggenang begitu saja. Dan akhirnya saya memutuskan tidak menolak diskon 500 rupiah yang beliau beri untuk saya. Saya ingin memberi ruang untuk kebaikan Pak Darta, dengan harapan semoga diskon 500 rupiah itu menjadi berkah untuk saya, menjadi pengingat saat hati saya tamak mengejar dunia, bahwa di luar sana masih ada orang yangmenjaga kehormatannya dengan tak meminta-minta selama mampu berusaha, bahwa diluar sana masih ada orang yang masih ingin memberi bahkan dalam kekurangannya.

Saya urung memberikan uang lebih yang sudah saya siapkan untuk beliau. Untuk saya ini bukan transaksi bisnis. Rasanya tak pantas mengembalikan diskon yang sudah beliau beri untuk saya dengan sejumlah uang.

Bentuk asimetris di ransel saya mengingatkan pada nasi pepes yang dibeli tadi pagi. Dan betapa bahagianya saya saat beliau berkenan menerima nasi pepes itu. Perasaan bahagia yang membuat saya tersadar bahwa saya membutuhkan orang-orang seperti Pak Darta, untuk berbagi sedikit kebaikan,untuk menjaga agar saya tetap bisa menyebut diri sendiri sebagai manusia, untuk mengobati entah apa dalam diri yang perlahan tapi pasti mulai menumpulkan matahati.

Saat pulang dari kampus saya dapati jalanan Bandung macet lagi, tapi kali ini saya pulang ke rumah menempuh jalanan yang macet ini sambil bersyukur dan bernyanyi dalam hati.

Note:
foto yang kedua saya ambil dari mbah google, ternyata sudah banyak yang mengulas tentang beliau, bisa dicek di:









Komentar

  1. KISAH NYATA..............
    Ass.Saya ir Sutrisno.Dari Kota Jaya Pura Ingin Berbagi Cerita
    dulunya saya pengusaha sukses harta banyak dan kedudukan tinggi tapi semenjak
    saya ditipu oleh teman hampir semua aset saya habis,
    saya sempat putus asa hampir bunuh diri,tapi saya buka
    internet dan menemukan nomor Ki Kanjeng saya beranikan diri untuk menghubungi beliau,saya di kasih solusi,
    awalnya saya ragu dan tidak percaya,tapi saya coba ikut ritual dari Ki Kanjeng alhamdulillah sekarang saya dapat modal dan mulai merintis kembali usaha saya,
    sekarang saya bisa bayar hutang2 saya di bank Mandiri dan BNI,terimah kasih Ki,mau seperti saya silahkan hub Ki
    Kanjeng di nmr 085320279333 Kiyai Kanjeng,ini nyata demi Allah kalau saya tidak bohong,indahnya berbagi,assalamu alaikum.

    KEMARIN SAYA TEMUKAN TULISAN DIBAWAH INI SYA COBA HUBUNGI TERNYATA BETUL,
    BELIAU SUDAH MEMBUKTIKAN KESAYA !!!

    ((((((((((((DANA GHAIB)))))))))))))))))

    Pesugihan Instant 10 MILYAR
    Mulai bulan ini (juli 2015) Kami dari padepokan mengadakan program pesugihan Instant tanpa tumbal, serta tanpa resiko. Program ini kami khususkan bagi para pasien yang membutuhan modal usaha yang cukup besar, Hutang yang menumpuk (diatas 1 Milyar), Adapun ketentuan mengikuti program ini adalah sebagai berikut :

    Mempunyai Hutang diatas 1 Milyar
    Ingin membuka usaha dengan Modal diatas 1 Milyar
    dll

    Syarat :

    Usia Minimal 21 Tahun
    Berani Ritual (apabila tidak berani, maka bisa diwakilkan kami dan tim)
    Belum pernah melakukan perjanjian pesugihan ditempat lain
    Suci lahir dan batin (wanita tidak boleh mengikuti program ini pada saat datang bulan)
    Harus memiliki Kamar Kosong di rumah anda

    Proses :

    Proses ritual selama 2 hari 2 malam di dalam gua
    Harus siap mental lahir dan batin
    Sanggup Puasa 2 hari 2 malam ( ngebleng)
    Pada malam hari tidak boleh tidur

    Biaya ritual Sebesar 10 Juta dengan rincian sebagai berikut :

    Pengganti tumbal Kambing kendit : 5jt
    Ayam cemani : 2jt
    Minyak Songolangit : 2jt
    bunga, candu, kemenyan, nasi tumpeng, kain kafan dll Sebesar : 1jt

    Prosedur Daftar Ritual ini :

    Kirim Foto anda
    Kirim Data sesuai KTP

    Format : Nama, Alamat, Umur, Nama ibu Kandung, Weton (Hari Lahir), PESUGIHAN 10 MILYAR

    Kirim ke nomor ini : 085320279333
    SMS Anda akan Kami balas secepatnya

    Maaf Program ini TERBATAS .

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer